Kenapa Bergunjing Menghabiskan Pahala Puasa?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Pada malam hari tanggal 11 Agustus 2010, penulis sedang berada di mesjid di lingkungan tempat tinggal penulis. Saat itu penulis sedang mendengarkan ceramah tarawih. Topik ceramah saat itu adalah hal-hal yang merusak pahala puasa. Ada satu hal yang menarik pada saat sang ustadz menyampaikan materi tersebut, yaitu saat sang ustadz menjelaskan tentang bergunjing. Dalam kesempatan ini, penulis akan mencoba membuat sebuah tulisan yang terinspirasi dari materi malam itu.

Gunjing (ghibbah) adalah menceritakan aib/keburukan seseorang kepada orang lain. Perlu ditegaskan, gunjing adalah menceritakan hal yang sebenar-benarnya. Hal ini berbeda dengan fitnah, yaitu menceritakan hal yang dusta. Hukum bergunjing dijelaskan dalam Quran.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: 12)

Sedangkan hukum fitnah dijelaskan dalam potongan ayat berikut.

"... Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. ..." (QS Al-Baqarah: 217)

Dari kedua ayat tersebut, antara fitnah dan gunjing sama-sama berbahaya. Namun, bahaya fitnah lebih besar daripada gunjingan. Kedua hal inilah yang sering disalahartikan oleh kebanyakan orang. Ketika mereka sedang menceritakan aib orang lain, mereka tidak merasa bergunjing, melainkan menceritakan yang sebenarnya. Padahal justru itulah yang sebenarnya bergunjing itu.

Kembali ke awal, gunjing adalah salah satu amal yang menghabiskan pahala puasa. Mengapa demikian?

Jika kita baca kembali QS Al-Hujurat: 12, kita akan menemukan bergunjing sama dengan memakan daging saudaramu yang telah mati. Jika kita bergunjing pada saat berpuasa, maka sama saja kita makan pada saat berpuasa, yang berarti?

Walaupun demikian, kita tidak benar-benar makan. Karena itulah, puasa kita tidak batal apabila kita bergunjing. Tapi, karena kita telah melakukan sesuatu yang nilainya sama dengan makan, maka puasa kita akan menjadi sia-sia. Ibarat mengisi air pada ember yang bocor. Air kita isikan, tapi ember itu tidak pernah penuh. Kita telah susah-payah berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tapi tidak ada ganjaran pahala yang kita peroleh.

Oleh karena itu, marilah kita hindari gunjing ini. Tidak terbatas hanya pada saat berpuasa, melainkan kita perlu menghindarinya sepanjang waktu. Jika sifat gunjing ini sudah hilang, maka sifat-sifat buruk lain yang berkaitan juga akan hilang, seperti iri hati dan dengki.

Demikianlah catatan kecil ini. Mohon dimaafkan atas segala kesalahan, karena kesalahan itu berasal dari diri penulis sendiri, sedangkan semua kebenaran bersumber dari Allah SWT.


Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

0 komentar: